Monday 8 December 2014

Mikologi



Mikologi Bagi Mahasiswa Agroteknologi


Mikologi (mycology) berasal dari bahasa Yunani, yaitu mykes (mushrom, cendawan) dan logos (study of, studi).  Berdasarkan kata mikologi diartikan sebagai studi tentang cendawan.  Cendawan adalah sekelompok jamur (fungi) yang umumnya membentuk tubuh buah (basidiokarp) yang cukup besar sehingga mudah mengamatinya secara makroskopis (tanpa mikroskop).  Pengertian mikologi kemudian berkembang menjadi studi tentang jamur secara keseluruhan, yakni yang mencakup jamur yang berukuran relatif kecil atau mikroskopis (Ginting, dkk, 2007).
Jamur yang berukuran besar dan relatif kecil diamati bagian-bagian tubuhnya.  Pengamatan tersebut bertujuan mengetahui struktur jamur sehingga kita mengetahui organ reproduksi jamur.  Tidak hanya struktur jamur yang kita pelajari ketika membahas tentang mikologi jamur.  Mempelajari mikologi jamur dapat diartikan cara kita mengenal jamur yang meliputi sifat, kelompok, daur hidup, cara bereproduksi, dan lainnya.  Dengan bekal mengenal jamur tertentu, tentunya kita dapat menentukan langkah yang tepat dalam pengendalian jamur yang bersifat merugikan manusia secara ekonomi maupun kesehatan.  Selain itu, kita dapat memberdayakan jamur yang bersifat menguntungkan. 

Manfaat mempelajari mikologi bagi mahasiswa program studi agroteknologi melalui sudut pandang ilmu agronomi yaitu dapat memberdayakan jamur yang menguntungkan manusia khususnya jamur makroskopis yang dapat dikonsumsi sebagai makanan.  Melalui sudut pandang ilmu tanah yaitu memanfaatkan jamur yang memiliki peran merombak bahan organik sehingga tersedianya tambahan unsur hara tanah dari bahan organik tersebut, umumnya jamur yang bersifat parasit fakultatif.  Melalui sudut pandang ilmu HPT(Hama dan penyakit Tanaman) yaitu menentukan langkah pengendalian yang tepat untuk jamur yang merugikan karena dilihat dari sejarah mikologi, jamur memiliki peran sebagai penyebab penyakit tumbuhan.  Salah satu contohnya jamur Ganoderma boninense pada tanaman kelapa sawit.  Selain itu, dapat memanfaatkan jamur yang memilki peran sebagai parasitoid untuk mengendalikan serangan hama.  Salah satu contohnya jamur Trichoderma spp untuk mengendalikan patogen tanaman dan Beauveria basiana untuk mengendaliakan serangga hama.
Sumber bacaan : Ginting, C, T. Maryono, S. Mujim, dan J. Prasetyo. 2007. Jamur Patogen Tumbuhan. (Bahan Ajar). Universitas Lampung. Bandar Lampung.