Mikologi
Bagi Mahasiswa Agroteknologi
Mikologi
(mycology) berasal dari bahasa
Yunani, yaitu mykes (mushrom, cendawan) dan logos (study of, studi).
Berdasarkan kata mikologi diartikan sebagai studi tentang cendawan. Cendawan adalah sekelompok jamur (fungi) yang umumnya membentuk tubuh buah
(basidiokarp) yang cukup besar sehingga mudah mengamatinya secara makroskopis
(tanpa mikroskop). Pengertian mikologi
kemudian berkembang menjadi studi tentang jamur secara keseluruhan, yakni yang
mencakup jamur yang berukuran relatif kecil atau mikroskopis (Ginting, dkk,
2007).
Jamur yang berukuran besar dan relatif kecil diamati bagian-bagian tubuhnya. Pengamatan tersebut bertujuan mengetahui struktur jamur sehingga kita mengetahui organ reproduksi jamur. Tidak hanya struktur jamur yang kita pelajari ketika membahas tentang mikologi jamur. Mempelajari mikologi jamur dapat diartikan cara kita mengenal jamur yang meliputi sifat, kelompok, daur hidup, cara bereproduksi, dan lainnya. Dengan bekal mengenal jamur tertentu, tentunya kita dapat menentukan langkah yang tepat dalam pengendalian jamur yang bersifat merugikan manusia secara ekonomi maupun kesehatan. Selain itu, kita dapat memberdayakan jamur yang bersifat menguntungkan.
Jamur yang berukuran besar dan relatif kecil diamati bagian-bagian tubuhnya. Pengamatan tersebut bertujuan mengetahui struktur jamur sehingga kita mengetahui organ reproduksi jamur. Tidak hanya struktur jamur yang kita pelajari ketika membahas tentang mikologi jamur. Mempelajari mikologi jamur dapat diartikan cara kita mengenal jamur yang meliputi sifat, kelompok, daur hidup, cara bereproduksi, dan lainnya. Dengan bekal mengenal jamur tertentu, tentunya kita dapat menentukan langkah yang tepat dalam pengendalian jamur yang bersifat merugikan manusia secara ekonomi maupun kesehatan. Selain itu, kita dapat memberdayakan jamur yang bersifat menguntungkan.
Manfaat
mempelajari mikologi bagi mahasiswa program studi agroteknologi melalui sudut
pandang ilmu agronomi yaitu dapat memberdayakan jamur yang menguntungkan
manusia khususnya jamur makroskopis yang dapat dikonsumsi sebagai makanan. Melalui sudut pandang ilmu tanah yaitu
memanfaatkan jamur yang memiliki peran merombak bahan organik sehingga
tersedianya tambahan unsur hara tanah dari bahan organik tersebut, umumnya
jamur yang bersifat parasit fakultatif.
Melalui sudut pandang ilmu HPT(Hama dan penyakit Tanaman) yaitu menentukan
langkah pengendalian yang tepat untuk jamur yang merugikan karena dilihat dari
sejarah mikologi, jamur memiliki peran sebagai penyebab penyakit tumbuhan. Salah satu contohnya jamur Ganoderma boninense pada tanaman kelapa
sawit. Selain itu, dapat memanfaatkan
jamur yang memilki peran sebagai parasitoid untuk mengendalikan serangan
hama. Salah satu contohnya jamur Trichoderma spp untuk mengendalikan
patogen tanaman dan Beauveria basiana untuk mengendaliakan serangga
hama.
Sumber bacaan : Ginting, C, T. Maryono, S. Mujim, dan J.
Prasetyo. 2007. Jamur Patogen Tumbuhan. (Bahan Ajar). Universitas Lampung.
Bandar Lampung.