Wednesday 24 December 2014

Survei gulma di GMP



SURVEY GULMA TINGKAT PERKEBUNAN, PENGENALAN DAN PENGENDALIAN GULMA TANAMAN TEBU PT GUNUNG MADU PLANTATION (GMP)

Oleh
Ayu Dwi Lestari
Nurjannah Yuliana Hastuti
Ryzkita Prima Pramanda
Wasis Sugiyem
Anisha


  
A. BATASAN GULMA
Pengertian gulma selalu dikaitkan dengan perencanaan penggunaan sesuatu lahan, contohnya pada kondisi tertentu alang-alang masih berguna bagi manusia karena dapat mengurangi erosi dan meningkatkan bahan organik dalam tanah. Namun, bila lahan tersebut akan dipergunakan untuk budidaya tanaman pokok maka berubahlah statusnya menjadi gulma.  Menurut Moenandir (1988) gulma selalu berada dimana ada tanaman tumbuh karena gulma selalu berasosiasi dengan tanaman tertentu.  Dengan sendirinya gulma juga ada di sekitar tanaman dan saling berinteraksi.  Salah satu bentuk interaksi adalah persaingan atau kompetisi. Persaingan gulma dalam memperebutkan unsur hara, air, cahaya matahari dan ruang akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman pokok (Tjitrosoedirdjo et al., 1984).  Gulma didefinisikan sebagai tanaman yang tidak diinginkan tumbuh pada tempat-tempat dimana tanaman pokok dibudidayakan oleh manusia (Humbert, 1968).
Menurut Kuntohartono (1987), gulma merupakan kendala utama di areal perkebunan tebu terutama karena terjadi peningkatan kelebatan pertumbuhan gulma yang cepat dan lebat dengan berbagai macam spesies yang mendominasi.  Padahal pada masa-masa tertentu tebu harus terhindar dari persiangan gulma, salah satunya adalah ketika tebu pada masa bertunas dan memulai fase anakan.
Masa tersebut merupakan masa kritis pertumbuhan tebu dan selepas masa kritis tersebut tebu mampu bersaing dengan gulma.  Gulma tumbuh rapat sejak tanaman tebu berumur 46 minggu dan sangat lebat pada saat umur tanaman tebu 812 minggu.


B. Profil PT GMP
PT Gunung Madu Plantations (GMP) didirikan di tahun 1975 untuk membangun dan menjalankan usaha perkebunan tebu dan pabrik gula di Lampung.  Perusahaan ini merupakan perusahaan patungan berstatus PMA dengan Kuok Investment (HK) Ltd., PT Rejo Sari Bumi, dan PT Pipit Indah sebagai pemegang sahamnya.  Lokasi perkebunan tebu dan pabrik gula terletak di desa Gunung Batin, 90 km arah utara Bandar Lampung, ibukota Provinsi Lampung.  Total luas lahan yang dikelola sekitar 35,000 Ha, dengan luas kebun produksi sekitar 25,000 Ha.  Sisa lahan di luar kebun produksi merupakan jalan, sungai-sungai, kawasan konservasi, bangunan pabrik, perkantoran dan pemukiman.
Topografi wilayah pada umumnya datar.  Sepanjang bentang darat dijumpai adanya lebung-lebung (rawa) yang potensial sebagai tandon air, sementara beberapa sungai cukup besar melintas di wilayah timur.  Jenis tanah termasuk Podsolik Merah Kuning (Ultisol) dengan lapisan-olah (top soil) sangat tipis.  Kelemahan sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi yang melekat pada jenis tanah ini menuntut diterapkannya teknologi budidaya yang cermat dan bijaksana.  Curah hujan tahunan sekitar 2,500 mm.  Musim tebang dan giling dilaksanakan dari bulan April hingga Oktober, bersamaan dengan berlangsungnya periode yang relatif kering.

C.  BUDIDAYA TEBU PADA PT GMP
Penanaman dimulai dengan program penataan varietas yang baik dan bijaksana.  Bibit yang sehat dan memiliki penangkaran tinggi mutlak diperlukan dan berasal dari kebun bibit dataran (KBD) yang ditanam pada bulan Oktober, Nopember, dan Desember. Menanam tebu untuk produksi, idealnya dilakukan pada bulan Juni, Juli dan Agustus.  Semenjak Gunung Madu memulai usahanya bermacam-macam jarak tanam sudah dicoba.  Tujuannya, kecuali untuk mendapatkan populasi tanaman yang wajar juga untuk menghindarkan tunggul tanaman terinjak oleh alat mesin pertanian, baik yang digunakan untuk kultivasi maupun untuk tebang angkut.  Jarak tanam yang relatif aman untuk semua Alsintan adalah dengan jarak 80cm dan 130cm. 


Sumber:
Humbert, R. P. 1968. The Growing of Sugar Cane. Amsterdam: Elsevier Publishing Company.

Kuntohartono. 1987. Pergesaran Gulma di Kebun Tebu dan Penanggulangannya. Balai Penelitian Perusahaan Perkebunan Gula. Pasuruan. 7 hal

Moenandir, J. 1990. Fisiologi Herbisida. Rajawali Press. Jakarta.pp.142.

Tjitrosoedirdjo, S., Utomo, I. H., dan Wiroatmodjo, J. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Kerjasama Biotrop Bogor – PT. Gramedia.