Sunday, 4 January 2015

Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet

Salam “Langit” sahabat2, kali ini blog Shabiyyah ingin ngeciwis tentang JAP tapi bukan lagunya Sheila on 7 ya melainkan Jamur Akar Putih.  Yulfahri, ddk (2012) menyebutkan bahwa penyakit JAP disebabkan oleh Rigidoporus lignosus atau R. microporus yang menyerang akar tunggang maupun akar lateral.  Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian tanaman dengan intensitas yang sangat tinggi terutama pada tanaman karet yang berumur 2 – 4 tahun.  Serangan dapat terjadi mulai pada pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM) sampai tanaman menghasikan (TM). 

Nah, sahabat2 dapat mengenali penyakit JAP dengan melihat gejala yang nampak.  Dijetbun ( 2006) menyebutkan gejala JAP pada tanaman karet yaitu tanaman mati mendadak seperti tersiram air panas pada musim hujan, terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya belum waktunya berbuah dan bertajuk tipis, daun berwarna hijau gelap kusam dan keriput, permukaan daun menelungkup, jika perakaran dibuka akan didapati benang-benang berwarna putih kekuningan dan pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas, dan selanjutnya akar akan membusuk lunak, dan berwarna coklat.

Jamur ini menular melalui kontak langsung antara akar atau tunggul  yang sakit dengan akar tanaman sehat.  Spora dapat juga disebarkan oleh angin yang jatuh ditunggul dan sisa kayu akan tumbuh membentuk koloni.  Umumnya penyakit  akar terjadi pada pertanaman bekas hutan atau tanaman, karena banyak tunggul dan sisa-sisa akar sakit dari tanaman sebelumnya yang tertinggal didalam tanah yang menjadi sumber penyakit (Yulfahri, ddk, 2012)

Setelah mengenal gejala dan tau penyebarannya, berikut ini beberapa pencegahan dan pengendalian JAP:

Pencegahan
1.  Menanam tanaman penutup tanah minimal satu tahun lebih awal dari penanaman karet.  Tanaman yang dianjurkan adalah jenis kacang-kacangan seperti Calopogonium muconoides atau C. caeruleum, Centrosema pubescens, Pueraria javanica (Yulfahri, ddk, 2012).
2.  Penanaman dengan tanaman (klon) yang tahan terhadap penyakit jamur akar putih.  Klon yang tahan terhadap jamur akar putih adalah BPM I, AVROS 2037, RRIM 600, LCB 479, PR 228, PR 225, PR 300, LCB 1320, dan Klon konvensional GT 1 (BPTP Riau).

Pengendalian
1.  Membongkar tanaman yang sudah terserang JAP dan membakarnya.
2.  Menanam Tithonia diversifolia didalam bekas lubang yang dibongkar dan disekitar tanaman karet dengan jarak 1 meter diantara 2 barisan tanaman. 
3.  Menanam beberapa tumbuhan antagonis di sekitar perakaran tanaman karet, seperti kunyit, lidah mertua, dan lengkuas. Kunyit dan atau lidah mertua dapat ditanam 3−4 tanaman di sekeliling pangkal batang tanaman karet. Lengkuas ditanam pada pangkal tunggul tanaman karet (Situmorang et al. 2009; Boerhendhy dan Amypalupy, 2011).
4.  Memanfaatkan Bacillus sp dan Bacillus apiarius (Muharni dan Widjajanti, 2011).
5.  Memanfaatkan Trichoderma sp. (biasanya dalam bentuk fungisida contohnya TRIKO SP plus atau yang lainnya).
Semoga bermanfaat,,,

Referensi:

Yulfahri, N. Joni, dan A. Jalil. 2012. Pengendalian Jamur Akar Putih Pada Budidaya Karet. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau. 2 hlm.

Boerhendhy, I dan K. Amypalupy. 2011. Optimalisasi produktivitas karet melalui penggunaan bahan tanam, pemeliharaan, sistem eksploitasi, dan peremajaan tanaman.  Jurnal Litbang Pertanian. 30(1): 23 – 30.

[BPTP] Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Riau. (Tahun tidak disebutkan). Pengendalian Jamur Akar Putih Pada Karet. 2 hlm.

[Dijetbun] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2006. Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet. Jakarta. 48 hlm.

Muharni dan H. Widjajanti. 2011. Skrining bakteri kitinolitik antagonis terhadap pertumbuhan jamur akar putih (Rigidoporus lignosus) dari rizosfir tanaman karet. Jurnal Penelitian Sains. 14(1): 51 – 56.


Badan buah jamur akar putih