Monday, 28 December 2015

Aquilaria malaccensis


Tahukah sahabat, bahwa penyakit itu gak selamanya merugikan lhoo...
Berawal dari kekepoan saya tentang bunga tulip yang penyakitan justru nilai jualnya tinggi, saya menemukan jurnal yang menguak tentang gaharu yang penyakitan pun justru menguntungkan.  Nah, jadi kalau sahabat ditanya adakah penyakit yang menguntungkan secara ekonomi jawabnya ada.  Disini saya ingin berbagi wacana tentang gaharunya ya sahabat soalnya,,,saya belum menemukan artikel atau jurnal yang pas tentang tulip yang berpenyakit layu fusarium.  Sedikit membaca dari jurnal Lestari dkk. (2006) yang mengutip dari Nelson dkk. (1981) menyatakan bahwa penyebab penyakit pada bunga tulip disebabkan oleh Fusarium oxysporum.  Gejalanya bunga tulip yang bercorak atau belang-belang itu lho sahabat.

Oke, langsung cuss ngepoin gaharu yok.  Jika dilihat dari wujudnya, gubal gaharu merupakan gumpalan berbentuk padat, berwarna coklat kehitaman sampai hitam dan berbau harum (jika dibakar) yang terdapat pada bagian kayu atau akar dari jenis tumbuhan penghasil gaharu.  Proses terbentuknya gubal gaharu secara alami umumnya membutuhkan waktu yang lama.  Para peneliti mencoba menemukan solusi agar gaharu dapat berproduksi secara optimal.  Penelitian Iskandar & Suhendra (2012) melaporkan potensi Fusarium sp. sebagai pemicu pembentukan gubal gaharu.

Gubal yang dihasilkan oleh pohon gaharu adalah respon dari masuknya patogen ke dalam jaringan dan menginfeksi pohon penghasl gaharu.  Pohon yang terinfeksi merespon dengan menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit akibat serangan patogen tersebut, pohon akan menghasilkan metabolit sekunder atau senyawa resin yang menyebabkan bau wangi ketika di bakar (Sitepu dkk., 2011 dalam Iskandar & Suhendra, 2012).

Referensi:

Iskandar, D & A. Suhendra. 2012. Uji inokulasi Fusarium sp. untuk produksi gaharu pada budidaya A. beccariana. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 14(3): 182–188.

Lestari, E.G., D. Sukmadjaja, & I. Mariska. 2006. Perbaikan ketahanan tanaman panili terhadap penyakit layu melalui kultur in vitro. Jurnal Litbang Pertanian
25 (4): 149–153.