Monday 4 May 2015

Penyakit Busuk Pangkal Batang Lada

Lampung merupakan salah satu pusat pengembangan lada di Indonesia.  Namun, pada budidaya lada tidak terlepas dari organisme pengganggu tanaman salah satunya penyakit tanaman.  Tahun 1885, penyakit busuk pangkal batang lada pertama kali ditemukan di Lampung.  Penyebab penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) pada tanaman lada yaitu Phytophthora capsici Leon.  

Patogen tersebut dapat menyerang seluruh bagian tanaman namun serangan pada pangkal batang atau akar merupakan serangan yang paling berbahaya karena mengakibatkan kematian tanaman dalam waktu singkat (sebabnya terkenal dengan sebutan penyakit busuk pangkal batang).  Pada dasarnya, P. capsici merupakan patogen tular tanah dengan habitat utamanya didalam tanah, namun patogen ini mudah ditularkan melalui percikan air hujan.  Hal tersebut yang disinyalir penyebaran penyakit melalui daun.  Gejala khas pada daun yaitu adanya serat-serat hitam pada sekeliling tepi bercak yang akan tampak jelas bila daun diarahkan ke cahaya.


Drenth dan Guest (2004a) dalam (Wahyuno, dkk., 2010) menyebutkan beberapa karakteristik spesies Phytophthora yang membuatnya efektif sebagai jamur parasit pada tanaman adalah: 1) memiliki bentuk zoospora, klamidospora, dan oospora (bentuk bertahannya dilapang (Wahyuno, 2009)) dalam siklus hidupnya, 2) mampu bereproduksi (menghasilkan zoospora) dalam waktu 3 – 5 hari sehingga mendorong terjadinya multisiklus, 3) zoospora bergerak aktif menuju perakaran tanaman, 4) mudah tersebar jauh melalui percikan air hujan, air irigasi, dan udara, 5) dapat bertahan di luar jaringan tanaman sebagai klamidospora atau oospora, 6) terbatasnya jenis fungisida yang efektif, dan 7) berkembang cepat pada musim hujan.

Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan fungisida bersifat sistemik (berbahan aktif Fosetyl-A1 & phosphonat).  Bahan aktif tersebut disinyalir dapat mematikan zoospora.  Penggunaannya yaitu dengan cara merendam akar primer bibit lada yang akan ditanam.  Fungisida tersebut dapat digunakan sebgai pengendali jamur kelompok Oomycetes.  Penanaman bawang putih disekitar tanaman lada juga dapat menghambat perkecambahan zoospora.  Pemanfaatan Trichoderma & Mikoriza arbuskula dalam pembibitan pun dapat menekan perkembangan patogen.  Penggunaan varietas yang toleran terhadap penyakit seperti LDK (Lampung Daun Kecil) & Chunuk.  Rotasi tanam dengan tidak menanam tanaman daun kupu-kupu, kakao, sirih, lada, & kacang kara, karena tanaman ini merupakan inang dari P. capsici.  Dan pengendalian terpadu (memadukan pengendalian baik kimia, kultur teknis, hayati, varietas tahan, dan lainnya).

Referensi:
Bande, L. O. S. 2010. Penyakit Busuk Pangkal Batang Lada: Karakterisasi Variasi Dan Deteksi Dini  Phythopthora capsici Leonian. (Laporan Akhir Kegiatan Penelitian Hibah Disertasi Doktor). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 3 hlm.

Wahyuno, D., D. Manohara, & D. N. Susilowati. 2007. Variasi morfologi dan virulensi Phythopthora capsici asal lada. Buletin Plasma Nutfah
13(2): 70 – 81.

Wahyuno, D. 2009. Pengendalian terpadu busuk pangkal batang lada. Perspektif 8(1): 17 – 29.

Wahyuno, D., D. Manohara, S. D. Ningsih, & R. T. Setijono. 2010. Pengembangan varietas unggul lada tahan penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Phythopthora capsici. Jurnal Litbang Pertanian 29(3): 86 – 95.